Review Buku Karya Isa Alamsyah : 101 Dosa Penulis Pemula
Ilmu bernilai 7 yang dibagikan masih lebih bagus daripada ilmu bernilai 10 yang hanya disimpan sendiri. Membagi ilmu yang sedikit jauh lebih baik daripada menyimpan banyak ilmu untuk diri sendiri. Buku 101 Dosa Penulis Pemula halaman 318
Kata-kata diatas sangat membekas di
relung hati. Membentuk pertahanan ketika ada sindiran-sindiran tajam yang
menghempaskan cita-citaku untuk tetap produktif menulis. Belum cukup ilmu ‘lah!
Tidak mumpuni ‘lah! Masih tulisan receh ‘lah! Hmm, di dunia ini selalu ada dua
sisi. Hitam dan putih. Suka dan tidak suka. Jadi meminta semua orang menyukai
tulisan yang sudah dibuat itu mustahil. Kembali lagi ke niat awal, menulis
untuk berbagi. Jadi membagi ke orang yang mau
saja.
Judul :
101 Dosa Penulis
Pemula
Penulis : Isa Alamsyah
Penerbit : Asma Nadia
Publishing House (ANPH)
Tahun : Juni 2014
Tebal : 336 hal
ISBN : 978-602-9055-24-5
Pemula
Penulis : Isa Alamsyah
Penerbit : Asma Nadia
Publishing House (ANPH)
Tahun : Juni 2014
Tebal : 336 hal
ISBN : 978-602-9055-24-5
Memiliki buku 101 dosa penulis
pemula ini adalah langkah untuk mendukung proses kreatif menulisku. Awal aku
menulis, nulis saja. Tidak terlalu paham, kaidah penulisan. Sampai akhirnya aku
bertemu dengan teman-teman di group Komunitas Bisa Menulis (KBM) di media sosial.
Ada beberapa kritik yang membangun, dan tidak lepas juga dengan kritik yang
menghempaskan rasa percaya diri dalam menulis. Benar saja, setelah baca buku
ini ternyata aku termasuk penulis pemula yang banyak dosa dalam menulis.
Namun, dengan membaca buku ini, aku
tidak merasa sendiri. Ada banyak dosa sejenis yang pernah dilakukan oleh hampir
semua penulis. Merasa dapat dukungan dong! Lalu, bangkit! Belajar dan belajar
lagi.
1. Jarang buka kamus
Aku
masih ingat pernah pakai kata sepedah untuk sepeda, kata meraton untuk jogging.
Ketahuan ‘kan aku malas buka kamus. Malu rasanya punya cita-cita mendalami
dunia kepenulisan tetapi jarang membuka kamus besar bahasa Indonesia. Apalagi tersedia
kamus secara online.
2. Dosa dalam judul
Judul adalah daya Tarik pertama yang membuat seseorang ingin membaca sebuah tulisan. Jika gagal menemukan judul yang menarik, seorang penulis sudah kehilangan salah satu daya Tarik yang seharusnya bisa menjual tulisan kita. Halaman 45
Dari membaca buku ini aku belajar
membuat judul yang menggebrak dan provokatif. Seperti cerpen Aku menyesal jadi PNS. Cerita ini
mengundang 6,8 ribu like. 1,4 komentar dan 557 kali dibagikan. Dari tulisan ini
juga mengundang seorang penerbit yang berkomentar mengoreksi beberapa
kesalahan. Senang sekali rasanya waktu itu. Untuk pemula, aku menganggap ini
adalah prestasi.

3. Dosa dalam dialog
Menulis
dialog tag, susah susah gampang. Dialog tag yaitu frasa atau kalimat
yang mengikuti dialog.
Aku masih ingat
dialog tag yang salah pernah ada di cerpen “Rumah impian mak Ipah”.
“Nak kemano, Lup?” Tanya mak Ipah.
“Nak silahturahmi, Mak.”
“Ayolah, naik ke atas.” Mak Ipah, mengelap kedua tangannya menggunakan
kain lusuh yang ia kenakan sebelum menjabat tangan kedua tamunya.
Manakah yang salah?
“Nak kemano, Lup?” Tanya mak Ipah. (SALAH)
Seharusnya
huruf awal dialog tag ditulis huruf kecil. “Nak kemano, Lup?” T(t)anya mak Ipah.
Buku pak Isa Alamsyah ini mengajari peraturan dalam menulis dialog secara
tuntas halaman 227 sd halaman 230.
Sebenarnya banyak lagi kesalahan yang pernah kubuat dalam menulis. Kuakui
seolah terangkum dalam 101 dosa penulis pemula dalam buku ini. Membaca buku
ini, seakan membaca kesalahan diri sendiri. Aku menemukan banyak kesalahan yang bersifat
sama yang kulakukan dan yang dipaparkan dibuku ini. Beruntungnya, solusi dan
ide segar disajikan pada tiap bagiannya. Cocok sekali bagi pemula, atau
siapapun yang ingin serius dalam belajar kepenulisan.
Saya punya buku ini. Neli tahun 2015. Jadi ingat kalau Belum selesai baca semua.
BalasHapusAduh, harus dicari dan baca lagi karena saya masih melakukan banyak kesalahan pemula.
Hayoo mbak digaspoool bacanya.
HapusKayaknya butuh juga deh buku ini. Sebagai penulis pemula berlumur dosa, mesti ada panduan menulis.
BalasHapusMari mari, kita belajar lagi kak.
HapusUntuk mendapatkan (beli) buku ini via online dimana ya kak?
BalasHapusDi Shopee ada kok. Satu paket 130 ribu kalau gak salah. satu paket dengan buku buat novel.
HapusWah menarik sekali, kalau nggak salah saya pernah menemukan buku ini di perpus tapi posisi saya sudah lulus jadi tidak bisa pinjam. Saya jadi tertarik beli bukunya, quotes di awal tulisan ini juga terlalu meenyentuh saya.
BalasHapusIsi bukunya lebih menarik kak, saya gak nyesel sudah beli, berguna sekali untuk saya yang pemula.
HapusWah sepertinya dosa saya banyak ini 🤣 harus segera punya bukunya nih biar bertaubat..
BalasHapusHihihi. Hayu kak, temukan caranya di buku ini.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusYa ampun mbaaak, aku juga beli buku ini lewat KBM kalo ga salah. Dan dosa besarnya adalaaahhh.. Belum dibaca huhu. Merasa tertampar. Makasih diingatkan.
BalasHapusReplyDelete
Huhuhu, hayu kak segera dibaca.
Hapusjadi pengen beli buku ini, mengingat saya yg masih pemula. makasi kak referensi bukunya.
BalasHapushayu dibeli, insya allah tidak nyesel lho.
HapusWah keren banget tulisannya sampai banyak banget yang baca dan share. Kayaknya saya pernah baca deh hehe. Jadi motivasi buat saya juga nih
BalasHapusIya kak, kalau gak salah sudah best seller buku ini.
HapusMemang buku ini menjadi salah satu "kamus pintar menulis" yang wajib dimiliki sama penulis pemula ya kak. Aku sering juga membaca di KBM. Tapi belum berani upload tulisan
BalasHapusAyo, berani upload di sana. Untuk menebalkan mental. Kalau di sana akan banyak kita temui bermacam jenis pembaca.
HapusKalo saya baca buku ini pasti 'aib' dalam menulis saya terbongkar semua. Terpampang nyata he he
BalasHapusDengan tau dosa akan tau cara insyafnya kak. Hihihi
HapusWahh saya juga baca buku ini. Isinya bener2 menampar. Cuman kalo ngga ditulis bakalan lupa lagi. Teerimakasih mba tulisan sekaligus remindernya
BalasHapusIya ya kak, harus sering diulang ulang praktek menulisnya. Benar setelah dibaca kalau tidak praktik lupa dech.
HapusBuku yang bagus ini. Ingin segera memilikinya. Ingin melihat seberapa banyak dosaku dalam menulis wkwkw
BalasHapusMonggo kak lekas dibeli, mumpung lagi diskon ini, di penerbitnya malah 200 ribu dapat 6 jenis buku.
HapusBaca judulnya udah bikin orang yang mengaku penulis minder, ya? pasti banyak yang salah kalau kita nggak pakai rujukan resmi ketika menulis. Hm.. berapa banyak ya dosa menulisku?
BalasHapusHmm ayo mbak disimak dalam buku ini. heheh
HapusAlhamdulillah saya udah baca buku Pak Isa ini 2017 lalu Uni Linda... udah menerapkannya juga meski beliau juga mengulang dari pelajaran Bahasa Indonesia yg sudah sama2 kita terima terima saat SD dulu. Lifelong learning lah kl untuk menulis yg baik ini ya. Nice share
BalasHapusAlhamdulillah baru kali ini dipanggil uni Linda. Hihihi. Betul kak, life long learning. Belajar menulis, belajar terus.
HapusWkwwkwk, judul bukunya kayak nabok saya ini mba. Sering banget ini saya mengabaikan kaidah penulisan setelah berprofesi menjadi full bloger. Kalo dulu pas masih jadi awak media, EYD atau PUEBI itu jadi suatu yang mutlak.
BalasHapusDi mediapun sekarang banyak ditemui yang kurang pas gitu kak, misalnya setop? huhuhu. Stop atau setop ya. ini terbaca di headline lho kak. wkwk
BalasHapuskupikir dosa apaan yak, kaget. Suaminya Asma Nadia ya ini... aku juga kadang lupa lalai bahkan belum upgrade ilmu nih dalam penulisan. makasihnya mbak linda..
BalasHapusKalau ga salah ini suaminya kak asma nadia bukan sich.. pernah denger juga kak asma nadia. . Menyarankan utk membaca buku ini. . (Boleh pinjam kak...heheh)
BalasHapusWaduh banyak dosa dong
BalasHapusWah sebagai blogger yang kegiatan setiap harinya menulis, kayaknya wajib baca buku ini mbak biar tau kekeliruannya slama ini dimana aja
BalasHapus