Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kenapa Anakku Cengeng Sekali? Inilah Cara Mengatasinya

 

Kenapa anakku cengeng sekali

Anak laki-laki peserta didikku yang duduk di kelas dua SD sangat cengeng sekali. Sebentar-bentar menangis. Terlihat sangat sedih sekali. Berurai air mata. Padahal hanya karena masalah kecil. Misalnya, penghapusnya lupa naruk mana? Atau lupa bawa buku. Suatu waktu dapat berbincang denga ibunya, dia malah balik nanya. “Kenapa anakku cengeng sekali?”

Kami terlibat satu perbincangan yang serius. Menurut buku yang pernah aku baca, cengeng atau sebentar-bentar menangis jika untuk usia anak dibawah dua tahun kebawah. Itu hal yang wajar. Karena anak belum dapat mengungkapkan keinginannya secara verbal dengan sempurna. Nah, kalau anak tersebut sudah berusia tujuh tahun, bukankah sudah bisa mengungkapkan keinginannya?

Dari cerita sang ibu, anak tersebut tidak pernah melihat rupa sang ayah. Sang ayah pergi ketika usianya 6 bulan di kandungan. Jadi, kemungkinan besar yang membuat anak tersebut cengeng adalah emosi sang ibu yang tidak stabil ketika anak dalam kandungan. Bisa jadi terlalu sedih. Kondisi emosional sang ibu membawa karakter cengeng pada anak.

Tidak menyesali dengan apa yang telah berlaku, inilah cara mengatasi anak cengeng:

Berempati

Hal pertama yang dapat dilakukan orang tua mengatasi anak yang cengeng sekali adalah berempati. Tunjukan empati bahwa kita memperhatikannya. Menyayanginya. Kita juga ikut sedih tentang hal yang dirasakannya. Namun, setelah anak tenang berusahalah untuk menjelaskan bahwa menangis karena hal kecil itu kurang terlalu bagus. Ananda harus menguranginya.

Memberikan reward atau punishment

Langkah kedua setelah anak mulai paham bahwa sebentar sebentar menangis itu tidak baik. Berilah support agar dia bisa menahannya. Sekuat mungkin. Jika bisa berikan reward atau penghargaan. Misalnya berikan anak makanan atau minuman kesukaannya. Sebaliknya jika anak gagal menahan rasa ingin menangisnya berikan punishment atau hukuman. Misalnya, tidak diijinkan beli es kream atau bermain kesukaannya.

“Kalau menangisnya tambah kenceng gimana dong?”

“Diamkan! berikan dia waktu untuk tenang.” Kemudia lakukan evaluasi.

Mendorong anak ungkapkan keinginannya secara verbal

Doronglah anak agar dapat ungkapkan keinginannyasecara verbal. Dapat mengungkapkan kepada orang lain tentang apa keingianannya. Orang tua bisa memancing dengan , “Nak, kalau kamu terus nangis, Ibu gak bisa dengar kamu mau ngomong apa? Kamu mau apa. Coba diam, dan ceritakan?” sambil mengusap air matanya, insya allah anak jadi diam dan mulai bercerita.

Merubah secara perlahan

Bisa jadi anak cengeng sekali karena pola asuh yang terlanjur salah. Terlalu memanjakan. Terlalu melayani. Terlalu meloloskan keinginannya. Nah, coba rubah secara perlahan pola asuh tersebut supaya anak menjadi mandiri.

Do’akan anak agar menjadi anak mandiri dan tidak cengeng

Doa orang tua adalah senjata ampuh untuk merubahtabiat anak agar tidak cengeng. Doakan ia selalu agar mandiri. Menjadi anak yang baik. Jadi anak yang sholeh dan sholehah. Waktu tepat untuk berdoa adalah selesai shalat. Kalau sehari minimal didoakan sebanyak lima kali. Apakah anak masih cengeng sekali?

Aku belum tahu, apakah langkah diatas berhasil atau tidak. Karena sejak pandemic covid 19 melanda, anak-anak belajar dari rumah. Jadi tidak bisa melihat perubahan tingkah laku sang anak. Apakah masih cengeng atau sudah belajar mandiri. Sebab, langkah diatas tidak mudah, perlu usaha yang keras, kesabaran dan keyakinan bahwa sikap cengeng bisa diperbaiki.

Nah, kira-kira teman-teman punya cerita apa tenatang anak cengeng. Share yuk di kolom komentar, dan mari selalu belajar jadi orang tua yang baik.

 

 

Halamansekolah.com
Halamansekolah.com Seorang pembelajar, yang ketika merasa lelah, ia ingat bahwa hidup ini hanya untuk beribadah. Dan momen itu sebentar saja.

1 komentar untuk "Kenapa Anakku Cengeng Sekali? Inilah Cara Mengatasinya"

  1. Alhamdulillah, anak saya bukan termasuk anak yang cengeng tapi anak tetangga cengeng banget, jadi kadang sakit juga telinga mendengarnya hahaha

    BalasHapus

Komentar yang baik akan kembali ke pemiliknya. Jadi, berkomentarlah yang baik saja.