Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bijak dalam Bermedia Sosial

Bijak dalam Bermedia Sosial

Sekarang ini, kita sulit untuk lepas dari ponsel dan media sosial. Setiap inchi dari permukaan kehidupan muncul di sini. Dari menjadikan media sosial sebagai tempat menambah penghasilan, tempat bersosial, tempat berbagi ilmu, memperoleh berita atau sekedar tempat curahan perasaan.

Bijak dalam bermedia sosial, jika tidak ini akan menjadi alat pembunuh karakter seseorang. Menurut sahabatku Bayu Fitri dalam artikelnya Merdeka gunakan media sosial secara bijak zaman now 64% masyarakat Indonesia menggunakan internet setiap hari. Akan terus bertambah seiring proses belajar dan kerja dari rumah dilakukan saat masa pandemi ini. Kita tahu bahwa setiap postingan akan menjadi konsumsi semua orang. Nah, bijak dalam bermedia sosial sangat dianjurkan, ini bisa dilakukan dengan memulai hal-hal kecil sebagai berikut:

Pikirkan Sebelum Memposting Sesuatu di Media Sosial

Ketika akan memposting sesuatu, sekuat hati tahan dulu sebentar. Ketik hapus sambil berfikir. Apakah perlu orang lain tahu? Menulis saat emosi menggebu, terkadang merasa malu dibaca sendiri saat diri dalam keadaan normal. Menyaring sesuatu ketika hendak memposting membantu diri sendiri dan orang lain.

Tulisan positif akan mempengaruhi orang lain untuk berfikiran positif. Tulisan penuh kebencian, berisi umpatan akan ikut menaikkan emosi pembaca. Menciptakan karakter buruk tanpa disadari jika disodorkan berkali-kali. Parahnya akan membunuh karakter seseorang. Dari membaca postingan seseorang, orang yang lain akan mengambil kesimpulan. Oh … dia kok begini ya?

Jaga Privasi Diri dalam Bermedia Sosial

Dahulu, jika bertamu ke rumah orang lain, orang tua berpesan jangan celingukan ke kamar, ke dapur. Tidak sopan. Sama halnya dengan dunia nyata, di media sosialpun perlu berkomunikasi dengan baik, bahasa yang baik serta menjaga sopan santun. Lalu, bagaimana kalau tuan rumah malah merelakan setiap inci kehidupannya untuk dikonsumsi semua orang? Bahkan kotoran cicak yang menempel di karpetpun orang lain tahu dari media sosialnya.

Menjaga privasi diri tentu dianjurkan. Mengingat tidak semua orang di media sosial baik. Bisa saja, mereka mencuri data privasi kita untuk hal yang buruk. Didengki, dibenci, dibully bahkan didoakan yang buruk gara-gara sebuah postingan.

Tidak menyingkat tulisan di Media Sosial

Postingan yang menginspirasi, membumi dan worth to apply bila diposting dengan cara disingkat akan diskip pembaca. Meskipun dibaca, sedikit membuat mata kelilipan. Sangat tidak dianjurkan menyingkat tulisan.

Menggunakan Teknik Soft Selling

Menjadikan media sosial sebagai tempat penambah penghasilan, meningkatkan trust diri, atau berbagi ilmu adalah hal yang positif. Apapun fungsinya hendaknya menggunakan teknik soft selling, yaitu tidak secara langsung tetapi melalui tulisan konten atau postingan yang bersinggungan dengan kehidupan sehari-hari namun sangat bermanfaat dan meningkatkan share dan like. Menghindari, teman-teman di media sosial pergi karena postingan kita yang selling melulu.

Gunakan Gambar di Media Sosial

Gambar bukan inti dari sebuah tulisan di media sosial jadi bermakna. Namun, dengan melihat gambar yang relevan, disukai, membuat pembaca di sosial media penasaran lalu mengklik “baca selanjutnya.” Gambar menarik pembaca untuk berhenti dan bertahan pada postingan yang dibuat.
Jadi, pada hakikatnya media sosial sama dengan dunia nyata. Meskipun halaman media sosial punya pribadi tetapi perlu bijak dalam menggunakannya. Sehingga tidak bersinggungan dengan orang lain, tidak menimbulkan bully-an, yang pada akhirnya postingan menjadi pundi amal.

Pun, dalam menggunakannya juga diperlukan kehati-hatian. Scroll postingan media sosial 5 menit menjadi satu jam. Malah menggangu peran sebagai istri, peran sebagai suami, peran sebagai anak. Akhirnya media sosial bukan saja membunuh karakter tetapi juga membunuh peran sebagai makhluk di dunia nyata.

Mari kita isi media sosial dengan tulisan yang positif dan bermanfaat. Dan bijaklah dalam bermedia sosial, sebab semua diperhitungkan bukan?




Halamansekolah.com
Halamansekolah.com Seorang pembelajar, yang ketika merasa lelah, ia ingat bahwa hidup ini hanya untuk beribadah. Dan momen itu sebentar saja.

13 komentar untuk "Bijak dalam Bermedia Sosial "

  1. Setuju kak semakin hari penggunaan media sosial sudah semakin merata ya di semua kalangan selain karena situasi dan kondisi seperti pandemi saat ini, juga tuntutan zaman mengharuskan semua orang melek teknologi dan informasi secara cepat.

    BalasHapus
  2. Kalo ngga disortir, nantinya akan berimbas ke kita juga ya, kak. Apalagi kalo pas ngelamar kerja, eh HRDnya ngecek sosmed kita. Terus liat status kita yang buruk. Duh, bisa auto reject

    BalasHapus
  3. Tetap menjadi pengguna Media Sosial yang Positif dan Pintar2 memfilter Informasi sebelum ikut Ngeshare

    BalasHapus
  4. Bener kak Linda. Saya pun semakin jarang scrolling media sosial. Yang sering cuma celingukan ke blog kawan-kawan saja.. hheheh

    BalasHapus
  5. setuju mbak lidia, bertindak di dunia nyata dan maya harus bijak demi kenyamanan dan martabat kita sendiri

    BalasHapus
  6. Memang sebagai pengguna gadget,kita harus bijak menggunakan nya. Terlebih lagi berita atau informasi yang akan kita share harus diketahui terlebih dahulu kebenaran nya, jangan sampai memberikan informasi yang malah jadi simpang siur.

    BalasHapus
  7. Bener mbak, setuju saya kalau kudu bijak di medsos. Karena kadang kadang ada berita hoax yang langsung kita terima gitu aja kan

    BalasHapus
  8. Yang sering kelepasan itu kak..seringnya berbagi hal2 yang sifatnya privasi..keluarga contohnya.. nanti baru sadar ketika ada masalah muncul

    BalasHapus
  9. Kadang orang juga berlebihan ya mbak dalam memposting kehidupan pribadinya. Nah orang lain yg julid juga persepsinya berbeda. Semua kembali ke pribadi masing masing

    BalasHapus
  10. bener banget, privasi itu harus banget dijaga, jangan mudah untuk umbar-umbar privasi, malu juga kan kalau sejagat dunia tahu hihi. makasih mba sharing dan tipsnya, bermanfaat sekali.

    BalasHapus
  11. Setuju kak, meski waktu saya di sosmed masih 70 %, dari jualan online sampai ikutan nge buzzer hehehe. Tapi saya sekarang memang menyaring untuk hal-hal sensitif yang bakalan saya sesali kalau sampai saya post

    BalasHapus
  12. Setuju banget. Sekarang bukan lagi jaga kata saat bicara, tapi juga hafus jaga jari saat bermedia sosial.

    BalasHapus
  13. Harus bener-bener diperhatikan memang etika bermedia sosial yang aman. Jangan sampai menimbulkan masalah ke depannya. Thanks Kak tipsnya.

    BalasHapus

Komentar yang baik akan kembali ke pemiliknya. Jadi, berkomentarlah yang baik saja.