Kisah Hororku
“Ras,
tau gak tadi malam aku diganggu?”
“Hah!
Diganggu siapa? Kamu tidak apa-apa? Rasty terlihat panik, membolak-balikkan
badan Zaskia.
“Ngak
gitu juga kali Ras, yang ada badanku jadi sakit, kamu goncang-goncang. “ Rasty
nyengir, melepas cengkraman tangannya dari badan Zaskia.
“Semalem,
sekitar pukul dua dini hari, panggilan alam menuntunku untuk ke toilet, tetapi
kok toiletnya dikunci dari dalam. Aku pikir suamiku ada di dalam. Kutunggu 5
menit, 10 menit tidak juga terbuka. Aku panggil-panggil suamiku, dianya nyahut
dari kamar. Reflek aku langsung lari ke
dalam kamar. Suamiku masih posisi tidur di ranjang. Kalau suamiku tidur lalu
siapa yang di kamar mandi."
“Anak
kamu kali, Zas?” sela Rasty memotong cerita Zaskia
“ya
gak mungkin lah, Ras. Anakku kan baru umur tiga tahun, pengait kunci kamar
mandi tinggi.”
“Terus.
. . terus?”
“Terpaksa
aku banguni suami, aku ceritakan yang terjadi. Dia langsung beranjak dengan
cepat mengambil parang. Katanya mungkin itu maling. Digedor-gedor tidak ada
yang menyahut juga. Akhirnya suamiku merusak kunci pintu. Aku disuruhnya
bersiap-siap melindungi sumiku yang maju duluan kalau malingnya keluar dan bawa
senjata.”
“Apa
yang dimaling, Zas?”
“Jangan
dipotong dulu, ceritanya belum selesai.”
“Oh,
maaf.” Rasty meringgis dan mulai mendengar cerita dengan fokus.
“Baru
malam itu, aku lihat suamiku berkeringat dengan muka pucat, apalagi aku Ras,
lututku terasa payah untuk digerakkan.
“Terus?”
“Pas
kita sudah dobrak pintunya ternyata tidak ada siapa-siapa, mungkin itu jin yang
iseng gangguin aku ya, Ras.”
“Oh.”
Rasty membuka mulutnya seperti huruf o
“Kamu pernah gak sih
Ras, ngalamin hal horor?”
“Pernah Zas, waktu malam
minggu kemarin. Aku mengajak suami dan anak-anak ke mini
market. Aku dudukkan si kecil di troli belanja. Berkeliling mencari kebutuhan
mereka. Ambil pampers, susu, sabun, minyak, roti. Hampir troli belanjanya
penuh. Seperti biasa, untuk kebutuhan bulanan. Kami antri di kasir cukup lama,
taulah Ras, tanggal muda orang banyak belanja.”

“Dimana horornya, anakmu
tersapa?”
“Hihihi.” cekikikan
Rasty melihat ekspresi tidak sabarnya Zaskia
Tit tit tit
“Monitor kasir mencatat
satu demi satu belanjaan kami. Total semua 457.000.-. empat ratus lima puluh
tujuh ribu kata kasirnya. Waktu itu aku diam, memberi kode suami untuk maju dan
membayar. Suami tetap diam juga. Sekali lagi kasir menyebut, empat ratus lima
puluh tujuh ribu, Bu! Melihat suami diam. Aku gusar. Pa, bayarlah! Lho papa gak
bawa uang. ‘Kan, Mama yang ngajak pergi! kirain mama punya uang. Jawab suamiku sambal
berbisik. Oh, my God. Ternyata Zas, suamiku tidak bawa uang, akupun tidak bawa
uang. Waktu itu suamiku mengira karena aku yang ngajak aku punya uang. Aku kira
suamiku punya uang karena mengiyakan ajakanku.
Itu kisah paling hororku,
wajah kasir langsung ditekuk. mulutnya seperti akan memunculkan dua taring. Rasa-rasanya dunia gelap. Aku tidak sanggup melihat muka orang banyak yang
sudah antri. Dalam hatiku semoga sang kasir tidak
mengenaliku. Saking horornya waktu itu, sampai sekarang aku tidak pernah
singgah ke mini market itu lagi.”
Posting Komentar untuk "Kisah Hororku"
Komentar yang baik akan kembali ke pemiliknya. Jadi, berkomentarlah yang baik saja.