Hati Darmi
Dalam sebuah acara reuni,
Darmi bertemu dengan teman-teman SMPnya. Sama seperti dia, rata-rata
teman-temannya sudah memiliki buah hati. Acaranya pun dibuat seperti gathering keluarga di alam terbuka.
Pertama kali datang, Darmi
disambut oleh Rita dengan jabatan tangan, pelukan, tanpa malu sedang
diperhatikan anak-anak mereka, mereka berteriak seperti ABG yang baru ketemu,
melonjak mengangkasakan rasa kangen.
Ckrek
Merekapun mengabadikan
pertemuan itu. Anak Darmi kelihatan melonggo, merasa tidak dilibatkan ia pun
merenggek.
“O ya, Rit, ini anakku, Mala.”
Darmi memperkenalkan anaknya
“Hai, Mala! Ini anakku, Seno,
seumuran ya, Dar?” Seno terlihat mengulurkan tangannya.
“I am Seno, nice to meet you,
Mala!” Mala tertegun, Darmi juga. Seno masih TK tetapi percaya diri berbahasa
inggris. Dalam hati Darmi, “ya Allah semoga Mala besok jago bahasa inggris seperti
itu.”
###
Mereka
berdua memasuki lokasi gathering. Beberapa orang terlihat sedang naik kuda,
beberapa lagi berkumpul dekat panggung acara. Sani melambaikan tangan dari atas
panggung, ia sedang mengiringi putrinya bernyanyi mengisi waktu sebelum
acaranya dimulai. Putrinya Sani, memakai dress berwarna merah marun, bando
merah dan sepatu hitam, lis merah. Darmi tertegun, ia seperti princess, semua
orang bertepuk tangan ketika putrinya Sani membawa lagu yang berjudul mundur alon-alon. Dalam hati Darmi
bergumam, “semoga anakku besok bisa percaya diri naik di atas panggung,
mengagumkan orang. Toh, anakku lebih cantik.”
Lama
berdiri di depan panggung, Darmi dan Rita berjalan ke saung yang sudah
tersedia. rupanya disana sudah ada, Lani dan anak-anaknya. Berbeda dengan
Darmi, Lani menggunakan jilbab. Kedua anaknya Zafran dan Zizi sedang shalat
Ashar. Lagi-lagi hati Darmi tertegun ya Allah semoga anakku bisa seperti
mereka. Kecil-kecil sudah shalat.
###
Betapa
lelahnya hati Darmi, berbolak-balik, menit pertama berbeda keinginan dengan
menit kesekian.
Apa yang salah?
Bukankah malaikat binggung ikut mengaamiinkan
keinginan yang mana?
Atau apa memang sifat hati begitu?
Merespon keinginan sesuai dengan apa yang dilihatnya?
Lalu, bagaimana seharusnya?
Barangkali berkumpul dengan orang-orang yang hatinya
dekat dengan Allah saja yang membuat hati tenang. Tidak terobsesi, hilang
gundah, hilang baper, hilang keinginan dunia.
Yuk, bertanya kepada hati, apakah aku seperti Darmi?
Posting Komentar untuk "Hati Darmi"
Komentar yang baik akan kembali ke pemiliknya. Jadi, berkomentarlah yang baik saja.