Angin bertiup membawa berita akan turunnya hasil
evaporasi
Pergerakan udara yang lembut menyentuh kulitku
Membawa kesejukan seperti mendapat pesan singkat ini
[Hujan berderap, merawankan hati, tetapi siapa sangka
ia tak bisa diubah menjadi irama yang menentramkan, lalu terhampar mengulurkan
bait doa. Semoga hati senantiasa diatas jalanNya. Maklumlah zaman sudah petang,
kesabaran acap kali terancam. Tiada banyak harapan selain dikumpulkan bersama
sahabat seiman di taman keabadian.]
Seperti pesan singkat ini, lalu aku tidak lagi fobia
berbagi doa untuk sahabat. Semoga nasehat meresap di jiwa. Maklum, zaman
semakin senja. Sepertinya waktu pulang kita akan segera tiba. Kutitipkan kagum
kagum pada sahabat salaf, semoga tetap istiqomah dan menjadi cendikia Agamis. Rangkul
aku dalam doa, agar kelak bersama-sama.
Seperti gemuruh Guntur dan kilatan, ria bersenandung
dalam relung hati. Seolah aku yang bisa berbuat seperti ini. Halah! Siapa aku? Tanpa
doamu wahai sahabat nan jauh dan dekat.
Hujan telah reda. Secarik pelangi muncul ke permukaan.
Keluarlah! Saksikanlah! Dan nikmati warnanya. Seperti itulah indahnya dunia
wahai sahabat. Ketika saling mendoakan dan mencintai pada satu fiqroh Sunnah Nabi.
Repost, Muara Bungo dengan dingin yang menggigil
Aku pun bukan apa-apa tanpamu. Eaa.. Anyway, bagus tulisannya kak. Thanks
BalasHapuskasih love untuk semua sahabat Odop
HapusHujan, waktu mustajab berdo'a
BalasHapusBTW typo Exaporasi seharusnya Evaporasi
Terimakasih masukannya, langsung diedit
BalasHapus