Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sebelum Tiga Ikatan; Belajar Dari Pak Habibie


Adzan subuh belum berkumandang, akan tetapi sayup-sayup sudah terdengar orang mengaji di Masjid. Dia membuka mata yang masih terasa sangat berat, sebelum akhirnya dia pejamkan kembali. Suasana yang sangat dingin, membuatnya sedikit malas untuk beranjak. Meski mata terpejam tapi pikirannya tidak tenang. Semenit kemudian, dia seperti teringat kata-kata ibunya.” Sebelum tertidur setan mengikatkan tiga ikatan di tengkuk manusia, masing-masing ikatan terikat sekencang-kencangnya. Ikatan itu yang membuat manusia malas bangun.”

“Bagaimana bisa lepas dari ikatan itu, Bu?” tanyanya waktu itu, sambil membalas ciuman ibunya. Seperti biasa ibunya selalu membangunkan dengan cara mencium, dan membisikkan mantra-mantra. Mantra ini salah satunya. 

“Ikatan pertama, akan hilang kalau kamu membaca, do’a bangun tidur, alhamdu lil-laahil-ladzii ahyaanaa ba’da maa aamaatanaa wa ilaihin nusyuur. Hayo kamu baca do’a dulu!” kata ibunya

Lalu dengan mata yang masih terpejam, dia membaca do’a itu.

“Ikatan kedua, akan hilang kalau kamu wudhu!” sang ibu menegakkan kepala, yang masih bersandar di lengannya.

“Dan . . . yang ketiga hilang kalau aku langsung shalat kan, Bu?” anak pintar, puji sang ibu, sambil mengacak-ngacak rambut sang anak. 

***
Mengingat sang ibu, sang anak menjadi tersenyum sendiri. Dia segera bangun, wudhu dan shalat. Kata-kata ibunya sebagai fire words yang membangun pribadinya menjadi sosok inspiratif. Kebiasaannya bangun sebelum shubuh membuatnya memiliki bahasa tubuh yang menyemangati setiap orang. Kata-katanya pun menarik isi alam untuk menjadi positif.  Dia adalah BJ Habibie. 

Lihatlah! Di desa-desa. Dusun. Kampung. Bahkan kota. Siapa yang tidak mengenal sosok inspiratif ini. Bahkan tanpa bertemu sekalipun.

Di sekolah-sekolah, betapa banyak namanya di sebut. Di dusun-dusun. 

“Aku kalau besar mau jadi seperti pak Habibie, bisa buat pesawat.” Kata seorang anak

“Kamu kalau sekolah yang bener-bener biar pinter kayak pak Habibie.” ibu-ibu menyemangati anak-anaknya sebelum pergi sekolah.

“Makan yang banyak, kalau sehat bisa pinter seperti pak Habibie, sekolahnya di luar Negeri.” Bujuk seorang ibu supaya anaknya lahap makan.

Ah, Habibie, Habibie Habibie. . . semangatnya menyebar luas. Ilmunya selalu sering dibahas. Kenikmatan yang diberikan oleh Allah kepadanya bermanfaat. Itu karena diawali dengan shalat. Bangun dini hari. Bangun sebelum shubuh. Melepas tiga ikatan yang diikatkan oleh setan di tengkuknya. Seperti kata ibunya. Sebab ia menyadari suatu saat dia tidak akan bisa lepas dari tiga ikatan. Satu ikatan di kakinya, satu ikatan di badannya dan satu ikatan lagi di kepalanya. Lalu dikebumikan.

Sebelum hal itu benar-benar terjadi, ia dapat meraba, maka terungkaplah pesannya tanggal 8 Januari 2019 ketika dia berpidato di Mesir.

“Saya diberikan kenikmatan oleh Allah ilmu teknologi sehingga saya bisa membuat pesawat terbang, tetapi saya sekarang tahu bahwa ilmu Agama itu lebih bermanfaat untuk umat. Kalau saya disuruh memilih antara keduanya maka saya akan memilih ilmu Agama.” 

Orang yang mengenal dan tidak mengenalpun turut menangis. Sang inspiratif sekarang benar-benar pergi dari bumi ini. Tetapi kata-katanya Januari 2019 lalu menggores di hati penduduk bumi bahwa ilmu Agama sangatlah penting. Pilihlah dan ajarilah anak-anak ilmu Agama. Didiklah untuk selalu bersemangat dalam shalat. Sembari kita giat berusaha di dunia. Tetapi kita bersiap-siap untuk hari dimana kita tidak bisa melepas tiga ikatan.  Satu ikatan di kaki, satu ikatan di badan dan satu ikatan lagi di kepala.

“NAK, PILIHLAH ILMU AGAMA, SEPERTI PAK HABIBIE!”
Halamansekolah.com
Halamansekolah.com Seorang pembelajar, yang ketika merasa lelah, ia ingat bahwa hidup ini hanya untuk beribadah. Dan momen itu sebentar saja.

4 komentar untuk "Sebelum Tiga Ikatan; Belajar Dari Pak Habibie"

  1. Bagus banget tulisannya. Salam kenal dan salam literasi yah kak..

    BalasHapus
  2. Habibi emang tokoh inspiratif. Banyak yg bs kita petik dari perjalanan hidup beliau. Mg beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah. Aamiin

    BalasHapus

Komentar yang baik akan kembali ke pemiliknya. Jadi, berkomentarlah yang baik saja.