Kujemput jodohku: Sebuah Resensi
Judul : Kujemput Jodohku
Pengarang : Fadlan Al- Ikhwani
Penerbit : Pro-U Media
Tebal : 204 halaman
Tahun Terbit :
2009
Harga : 24.000,-
Pernahkan engkau mempunyai harapan
kepada seseorang, lalu tiba-tiba harapan itu terhempas keras? Cinta gagal
didapatkan, pinangan tidak menemui pernikahan. Lantas, apakah engkau akan larut
dalam kesedihan? Merenung dan meratapi diri. Berburuk sangka kepada Allah, dan
mengganggap semua ini tidak adil?
Sementara, dia yang pernah menggores
tajam di ingatan sudah resmi bergandengan tangan di pelaminan. Apa yang harus dilakukan?
Mengutuknya? Mengirim doa terburuk? Atau dalam diam menyimpan harapan kutunggu
duda atau jandamu?
Ah,
haruskah sepicik itu memandang masalah?
“Kamu
tidak merasa yang aku rasakan?”
Sahabatku,
jangan berkecil hati dan sempit pandangan, semua mempunyai masalah yang berbeda,
hanya bagaimana sikap kita dalam meresponnya. Barangkali buku karya Fadlan Al
Ikhwani: Kujemput Jodohku bisa membantu membuka pikiran bagaimana seharusnya
kita bersikap. Membacanya seperti sedang berbicara dengan hati sendiri. Melakukan
terapi-terapi kecil sehingga kita bisa ikhlas menerima apa yang ditakdirkan
Allah. Boleh jadi apa yang baik menurut kita belum tentu baik dimata Allah dan
sesuatu yang buruk menurut kita ternyata baik dimata Allah.
Dalam
buku ini, Fadlan piawai dalam meramu kata untuk dijadikan obat atas luka yang
menganga. Buku ini dibagi beberapa bagian. Setiap bagiannya adalah terapi.
Bagian
pertama, berisi tentang terapi bagaimana saat bayangannya kembali menggangu. Mengingat
kekurangannya cukup manjur untuk menghilangkan rasa yang pernah ada. Bagian ke
dua, memotivasi bagaimana supaya tetap gagah berpijak meskipun si dia sudah
bersanding. Tidak untuk dendam, yang ada pembaca diarahkan untuk tidak memutus
tali silahturahmi. Bagian ketiga berisi tentang bila engkau belum mendapatkan
penggantinya, tips dan trik untuk menjemput jodoh terpapar luwes disini. Bagian
ke empat pembaca diajak memantaskan diri, berprestasi untuk jodoh yang akan didampingi.
Sementara, bagian ke lima berisi nasehat-nasehat saat menjemput pujaan baru,
lupakan masa lalu, dan syukuri.
Sekali
lagi, Fadlan mengajari bagaimana mengobati patah hati, menahan emosi, tetap
bersilahturahmi dan menjemput jodoh sesuai kehendak Allah dengan bahasa yang
smooth tanpa menggurui.
Berikut,
sedikit cuplikan dari isi buku Fadlan, Ya Akhi, jika saat ini engkau sedang
mengalami kesendirian dalam menanti sang pujaan, yakinlah bahwa dirinya yang
akan segera diberikan sedang melakukan hal yang sama. Si dia sedang dididik dan
ditempa oleh-Nya untuk menjadi pendamping lelaki sepertimu.
Ya
Ukhti, engkau pun demikian. Jangan berkecil hati dan sempit pandangan hanya
karena dia yang pernah menjadi pujaan, diyakini menjadi teman perjuangan,
justru bukan sebaik-baik pilihan. Allah pasti sudah menyiapkan gantinya yang
jauh lebih baik; jauh lebih saleh, jika engkau berupaya menjaga dirimu. Tiada
yang salah dengan janji-Nya. Tiada yang meleset dengan ketetapan-Nya. Tiada
yang keliru dengan segala iradat-Nya. Semua telah dituliskan. Setiap kejadian
telah dibukukan.
Oleh
karena itu, sudah bukan saatnya lagi untuk merenung, menangis, menyesali diri,
apalagi sampai menyalahkan takdir yang telah terjadi. Ciptakan mimpi, raih
prestasi. Jemputlah sang kekasih pujaan hati dengan penuh keyakinan dan tetap
menjaga semangat tinggi. Engkau berani?”
Pengen baca ☺️
BalasHapusSilahkan, Dek! saya beli dulu tahun 2010 waktu masih sering galau
HapusKeren resensinya. Jadi nunggu yang selanjutnya..
BalasHapusTerimakasih mbak, selanjutnya apa ini? hehe.
HapusResensi buku yang bagus, cocok untuk jadi bacaan pra nikah
BalasHapusTerimakasih, memang cocok bingiiit, saya dulu beli ketika waktu galau kayak di payau
Hapus