Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Izinkan Kami Bernapas


Asap pekat
Ulah manusia-manusia laknat
Menyebar ketakutan
Kebiri pernapasan

Sesakku menumbuhkan umpat
Kepada engkau wahai manusia laknat
Tergeletaklah, tak berdaya
Mengambil hak kami tanpa upaya

Kemana kuberikankan rasa gemuruh di hati
Pada pejabat negeri, sayangnya mereka tak peduli
Tak merasa, serasa bukan urusan mereka
Kami disini, bernapaspun sudah hampir tak bisa

Batinku rasa rindu
Pada janji hujan, setia kumenunggu
Hilang asap pekat manusia laknat
Berganti musim, agar kami selamat

Lihatlah, korban mulai berjatuhan
Sang bayi mungil sore masih bisa berjalan
Tiba pagi, sang ibu ditinggal pergi
Berpulang pada ilahi rabbi

Sang nenek, terpaksa kami hantar ke pemakaman
Sebab sesak membuatnya punya tempat nyaman
Dimana di dunia, tidak ada lagi tempat untuknya
Untuk bisa bernapas bebas dan lega

Sang emak tangguh, tidak benar-benar tangguh
Sebab tanpa masker, tersengal-sengal akhirnya lumpuh
Biaya rumah sakit dikeluarkan
Yang seharusnya untuk sekolah anak tersimpan

Tolong!
Izinkan kami bernapas







Halamansekolah.com
Halamansekolah.com Seorang pembelajar, yang ketika merasa lelah, ia ingat bahwa hidup ini hanya untuk beribadah. Dan momen itu sebentar saja.

16 komentar untuk "Izinkan Kami Bernapas"

  1. Bagus puisinya. Semoga 1 dari sekian pejabat kita ada yg membacanya sehingga bisa menyelesaikan permasalahan asap ini. Sedih sekali tidak ada respon sama sekali dari orang2 penting

    BalasHapus
    Balasan
    1. Late respon ya mbak, kayak balas koment ini. sekarang alhamdullillah sudah hujan terus

      Hapus
  2. Sangat menyentuh,semoga asap disana mulai berkurang, semangat kak

    BalasHapus
  3. Baca puisinya aku jadi geram sama pemerintah.. hiiikkkssss

    BalasHapus
    Balasan
    1. hanya hujan solusinya mbak, disitu Allah langsung kasih hujan

      Hapus
  4. Makin banyak kita yg kritis makin baik. Suatu saat akan jadi catatan sejarah. Seperti kita pun tak diam dg pena yg tajam. Semangat kk

    BalasHapus
  5. Ya Allah semoga asap disana berkurang ya kak aamiin

    BalasHapus
  6. Asap.... Segeralah kau pergi... Huhuhu

    BalasHapus
  7. Puisinya bagus, tentang tema terkini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih, yang berseliweran di sekitar, mudah nulisnya mbak

      Hapus

Komentar yang baik akan kembali ke pemiliknya. Jadi, berkomentarlah yang baik saja.